Magma Sempurna di Dua Laga

MAN 3 Malang masih belum terhentikan di DBL 2014 East Java Series-South Region. Siang kemarin, Magma, julukan MAN 3 Malang, menghentikan perlawanan SMAN 1 Kauman Tulungagung. Magma menang 25-18 atas tim luar kota tersebut.
Walaupun demikian, pola permainan Magma masih sama seperti pertandingan pertama lawan SMAN 4 Malang. Wafi Hibatullah dkk tidak menunjukkan agresivitas dalam mencetak poin. Alih-alih memburu banyak poin di quarter awal, Magma lebih fokus mempertahankan stabilitas permainan dan kerjasama timnya.
Quarter pertama, skuad asuhan Muhammad Arief mengoleksi 6 poin, sementara SMAN 1 Kauman Tulungagung hanya mampu mencetak 2 poin. Masuk quarter kedua, Magma masih belum juga memamerkan kepiawaiannya dalam menghancurkan pertahanan lawan.
Bahkan, quarter kedua menjadi quarter terjelek untuk Magma dalam laga siang kemarin. Saat SMAN 1 Kauman Tulungagung mampu mencetak 7 poin, MAN 3 Malang hanya mampu dapat 5 poin saja. Namun demikian, Quarter tiga menjadi ajang penghancuran tim dari Tulungagung.
Dikomandoi kapten Barep Adji, MAN 3 Malang sukses mendulang 11 poin di quarter tiga. Barep mencetak empat poin, sementara Galang Bisfarian mencetak three poin play, diikuti M Husain dan M Ilham Thoyib yang mengoleksi masing-masing 2 poin.
Pada akhir quarter tiga, MAN 3 Malang sudah unggul 22-11 atas SMAN 1 Kauman Tulungagung. Pada penghujung quarter, MAN 3 hanya menambah 3 poin, untuk mengunci kemenangan 25-18. Pelatih Magma, Mochammad Arief mengaku bangga dengan solidnya permainan skuad asuhannya.
“Saya bangga, anak-anak mampu menunjukkan permainan yang solid dan penuh kerja keras. Mereka sudah maksimal. Tapi, harus ada perbaikan dari segi regulasi. Mereka harus lebih memahami soal manfaat timer 24 detik,” tegas Arief kepada Malang Post, usai pertandingan kemarin.
Menurutnya, Muhammad Aris dkk masih sering terpancing tempo permainan lawan yang ingin segera merebut ball possession. Pasalnya, tim lawan dalam posisi kalah. Harusnya, kata Arief, tim Magma bisa lebih memainkan tempo, sembari menantikan habisnya 24 detik, terutama dalam posisi memimpin poin.
“Saat tim memimpin, harusnya mereka main lebih tenang, dan mengurangi serangan yang terburu-buru. Saya akan evaluasi hal ini, agar mereka lebih pandai lagi dalam memanfaatkan aturan 24 detik untuk keuntungan mereka,” tutupnya.